Senin, 15 Maret 2010

Penglihatanku (9)

Hari udah mulai redup, tapi masih terang. Bobby berdiri, masuk ke utan dengan kapaknya, dia ninggalin Joe yang masih duduk lemas di lereng. Aku cepat2 terbang ke rambut Bobby, pengen tau mau ngapain dia. Bobby masuk ke utan, motong beberapa ranting dengan beberapa ukuran, dia juga motong beberaba daun2 yang ukurannya agak besar, balik lagi ke tempat datar dekat lereng, dia lagi coba buat kemah alami kaya'nya.

Mantap juga kreasi Bobby, gak lama kemah dari ranting2 & daun itupun jadi. Dia bantuin Joe masuk ke dalamnya. Bobby ngeluarin roti dari tasnya, dikasih ke si Joe. Bobby pun permisi, mau balik ke kota walau keadaan dalam gelap malam, aku ikut Bobby, masuk ke dalam tasnya.

Sampe di kota, Bobby pergi ke satu warung kopi, minum kopi, sendirian, sambil baca koran. Tiba2 datang seorang laki2, lebih tua dari Bobby, tapi belum masuk kategori orang tua, duduk di samping Bobby. Dia nanyain kabar Bobby, percakapan berlanjut ke topik pembangunan suatu perumahan sederhana. Laki2 itu minta Bobby untuk mendesain bentuk rumah beserta anggaran yang dibutuhkan, dia memberikan keadaan, posisi, letak dan luas tanah ke Bobby, lalu pergi.

Bobby membayar kopi, dan pergi juga, ke pustaka kecil di dekat pasar. Di sana dia membuka laptopnya yang di simpan di dalam tas itu juga, buset, semua ada dalam tas ini. Dia mulai mengggambar bentuk rumah sederhana. Pustaka itu rupanya dijaga oleh salah satu teman Bobby, malam semakin larut, teman Bobby itu mulai menutup pustaka itu, biarin Bobby duduk di dalamnya, sendiri.

Aku mulai ngerasa cape', kuisap darah Bobby dikit dan pergi tidur ke dalam tas Bobby, sementara Bobby masih berkutat dengan laptopnya.

Rasanya belum lama aku tidur, tapi ayam jantan lagi2 bangunin aku di pagi2 buta. Aku keluar dari tas, tapi Bobby gak ada lagi di meja yang semalam, aku terbang keliling pustaka buat cari Bobby.

Akhirnya ketemu juga dia lagi baca satu buku beton di pojok pustaka. 2malam Bobby udah gak tidur dengan malam ini, kuat juga matanya. Hari semakin terang, pustakapun mulai dibuka lagi sama kawannya Bobby yang semalam itu. Bobby beresin barang2nya, ngucapin makasih ke kawannya, dan pergi, ke warung kopi semalam. Di sana dia kembali minum kopi sambil baca koran, sendirian.

Lagi2 laki2 yang semalam duduk dengannya di warung kopi ini datang. Bobby membuka laptopnya, kasih liat hasil kerjanya semalam, si laki2 keliatan puas dengan hasilnya. Hasil kerja Bobby dikirim ke satu benda kecil yang dikeluarin sama laki2 itu, aku gak tau apa nama benda itu.

Laki2 itu pun pergi setelah ngasih Bobby uang, cukup banyak juga, tapi aku gak tau jumlahnya, Bobby langsung masukin uang itu ke dompetnya tanpa diitung lagi. Setelah abisin kopinya, Bobby masukin laptopnya lagi ke dalam tas, ninggalin tasnya di meja itu, dia pergi, rupanya pergi boker. Lebih baik aku nungguin dia di tas ini aja.

Selesai boker, Bobby ngambil tasnya dan pergi. Di perjalanan, mobil mewah yang dulu bantuin Bobby dan Joe datang hampiri Bobby, dia minta Bobby masuk, Bobby masuk ke mobil itu, duduk di sebelah gadis manis yang nyetir mobil itu. Nama si cewe' itu Maya. Dia teman SMA-nya Bobby. Dia ngajak Bobby makan ke satu restoran, hari ini dia ulang tahun, jadi Bobby ditraktir sarapan sama dia.

Si cewe' sambil makan, ceritain satu kejadian, abangnya Bobby nembak dia, dia ceritain semuanya ke Bobby, Bobby cuma dengar dengan santai, pikirannya masih ke masalah si Joe kaya'nya. Buset..!! Cewe' bodoh!! Rupanya dia dari dulu sukanya ama Bobby, tapi Bobby gak ada tanggapan, cuma diam. Bodoh nih cewe', apa bagusnya tampangnya si Bobby ini? Kalah jauh dari abangnya, gak usah jauh2, liat aja perbandingan penampilan Bobby dengan abangnya. Tapi kalo sikap sih, aku gak suka ngeliat abangnya, terlalu sombong, gak kaya' Bobby. Bobby cuma diam sambil makan, gak ada tanggapan, si cewe' pun akhirnya ikut diam.

Selesai makan, Bobby ngucapin makasih, dan ninggalin si cewe', Maya, sendirian di restoran itu, dia pergi jalan kaki lagi, pergi ke pustaka semalam, tidur di pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Membenarkan yang salah, menyalahkan yang benar