Rabu, 25 November 2009

DOKTER

Kali ini aku mau nulis tentang tulisan aku sebelumnya yang berjudul "ROKOK"..... Di sana tertulis dokter adalah profesi yang paling pukimak dalam pemikiran aku, gimana gak? Mereka pasti senang kalo di dunia ini banyak orang yang sakit........

Weiiiitt..... Para dokter jangan marah dan emosi dulu liat tulisan ini, pemikiran aku beralasan......

Di sini aku mau tegasin kalo dokter itu gak pantas dijadiin profesi, karena seharusnya dokter itu adalah seorang pengabdi..... Bingung dengan maksud aku??????

Kalo aku punya kuasa untuk mengambil kebijakan, aku akan menyeleksi benar2 para calon dokter untuk diberikan beasiswa kuliah di "Institut Dokter Negara". -Kampus yang akan aku realisasikan jika dapat kesempatan untuk ngambil kebijakan-......
Hanya lu2san dari kampus itu aja yang bisa jadi dokter di negara ini, gak boleh melalui jalan lain.... Kuliahnya gratis dari awal sampe akhir, syaratnya, para lu2san harus siap ditempatkan untuk jadi dokter di rumah sakit manapun di seluruh negeri ini.... Digaji tetap oleh pemerintah dengan gaji yang sesuai..... Dan diharamkan menerima sumbangan atau dana apapun dari pasien...

Dengan gitu, aku berharap kesehatan gratis bisa terealisasi di negeri ini sehingga niat menuju Indonesia sehat bukan sekedar isapan jempol belaka..... Bayangkan!

Tapi coba liat fakta yang terjadi di sekitar kita sekarang ini? Biaya kuliah di kedokteran yang begitu tinggi membuat para dokter seperti ingin "tutup modal" setelah mendapat titel dokter.....
Begitu ada pasien, pegang sana dikit, pegang sini dikit, buat resep, dapat duit yang kira2 cukuplah buat makan seminggu.... Punya otak gak tuh?

Belum lagi kita liat rumah sakit yang dokternya entah kemana? Sibuk buka praktek ndiri yang notabene bisa dapat penghasilan yang lebih mumpuni...

Maka itu, DOKTER ADALAH PROFESI YANG PALING PUKIMAK! Dalam pemikiran aku...

5 komentar:

  1. kalo aku bukan profesinya pukimak, tapi orangnya yang pukimak,!!

    klik disini

    BalasHapus
  2. itu udah menjadi realita dan tuntutan sejarah yg begitu lama teraplikasi diterminal khdpan,,bagaimana pmikiran ini dpt mnjadi suatu ruang bagi dokter2 untuk memulai paradigma dan aplikasi baru dlm khdpan ini,,,salut untuk para dokter yg mmiliki hati nurani yg bgtu megah,,jika mereka mnjadi spt keinginan sodara joe,,salah satu team SCAN yg gk pernah berobat ke dokter,,tp mungkin ke dukun atau puskemas terdekat,dan kmungkinan gk berobat,tp smbuh sendiri dgn tangan alam,karena biayanya yg ekonomis,,bukan bgtu sodara joe,,

    BalasHapus
  3. Bung Djaelany... 2hari di atas gunung kita bersama menikmati alam, telah berhasil menyatukan pola pikir kita.... Akuuur!

    BalasHapus
  4. Bung joe,satu hal yang saya tidak habis pikir. Terkadang orang tua terlalu memaksakan kehendak bahwa anaknya harus menjadi dokter (profesi pukimak menurut anda) tanpa menimbang dan memikirkan apakah anaknya mampu menimba ilmu kedokteran dan mengaplikasikannya ke masyarakat, padahal si anak sendiri tak mampu melakoninya. Maka tak ayal ada kasus mal praktik yang dilakukan para dokter, ketinggalan gunting lah di dalam perut pasien, ketinggalan kain kasa lah di dalam kepala pasien, BAHKAN sampai terpotong bagian alat vital pasien ketika di khitan. Masya Allah!! Saya tidak bisa membayangkan bagaimana nasib masa depan "si korban" kelak.

    Apalagi sekarang ini untuk mendapat gelar S. Ked hanya butuh waktu selama 3,5 tahun sudah di wisuda. Dokter dipaksakan siap jadi, dokter karbet-an, wate jeut keu dokter, "DOKTER KARBET"... (jangan tersinggung para dokter dan calon dokter, ini hanya opini saya, negara kita bebas berpendapat).

    Belum lagi ketika mereka menjalankan pendidikan profesi yang di sebut coass (maaf kalo penulisan saya salah, saya bukan ahli bahasa), kerap kali pasien dijadikan "kelinci percobaan" untuk mendapatkan nilai yang bagus dari dokter pamongnya...

    ckckckck

    BalasHapus

Mengenai Saya

Foto saya
Membenarkan yang salah, menyalahkan yang benar